Oleh: Syamsul Balda, Founder Institute of Quantum Life
Socrates bertetangga dengan seorang dokter yang memprotes sang Raja atas gelar “dokter pertama” yang diberikan kepadanya.
Raja: “Buktikan bahwa kamu lebih pantas mendapat gelar tersebut.”
Dokter: “Baik paduka. Saya dan dia akan sama-sama memberi minum racun. Siapa yang bisa menyelamatkan dirinya maka dia berhak mendapat gelar tersebut.”
Socrates setuju.
Raja pun menentukan waktunya, 40 hari setelah kesepakatan tersebut.
Socrates menyuruh tiga orang berbadan kekar menuangkan air setiap hari di beberapa botol sambil memukulnya hingga suaranya terdengar oleh dokter.
Pada hari yang ditentukan, Socrates meminum racun tetangganya yang dokter itu hingga pucat dan pingsan, tetapi tidak lama kemudian ia siuman.
Kemudian Socrates menuangkan ke mulut sang dokter “racun” yang selama 40 hari sebelumnya disiapkan oleh tiga orang berbadan kekar itu.
Setelah meminumnya, sang dokter langsung tersungkur mati.
Socrates pun berkata kepada raja:
“Saya hanya memberinya minum air yang segar.
Sebagai bukti, saya akan meminum air itu sekarang di hadapan paduka Raja.
Saya tidak membunuhnya wahai paduka Raja.
Ia mati dibunuh oleh rasa takutnya sendiri…!”
***
Berdasarkan penelitian, kecepatan lari kijang mencapai 90 km/jam, sedangkan kecepatan lari singa 85 km/jam.
Tetapi kijang bisa menjadi mangsa singa.
Sebab utamanya, karena kijang berlari sambil ketakutan.
Inilah kekuatan PERSEPSI…!
Di dalam alam fikiran bawah sadar, persepsi yang kita bangun, membentuk mental kita dan mempengaruhi dinamika sel-sel di seluruh tubuh kita.
Persepsi sehat, mempengaruhi tubuh kita menjadi sehat.
Persepsi sakit, mempengaruhi tubuh kita menjadi sakit.
Persepsi menang, akan membentuk mental pemenang.
Persepsi kalah, akan membentuk mental pecundang.
Persepsi akan segera mati, akan mempercepat kematian yang sesungguhnya.
Kekalahan selalu berawal dari kekalahan mental.
Demikian pula kemenangan, selalu berawal dari mental positif.
Orang yang kalah mental tidak bisa memenangkan pertarungan, sekalipun memiliki berbagai sarana yang memadai.
Orang yang menang secara mental niscaya akan memenangkan pertarungan.
Hati-hati dengan banyaknya teror, dan psywar, yang sengaja disebar untuk melemahkan mental kaum Muslimin.
Umayah bin Khalaf, penguasa kaum kafir Quraisy, gagal melemahkan mental kaum Muslimin Mekah karena Bilal bin Rabah, budaknya, tetap tegar menghadapi siksaan dan tindihan batu besar di atas dadanya sambil terus mengucapkan kalimat tauhid, “ahad, ahad, ahad”.
****
Selamat menggapai sukses dalam kehidupan, saudara-riku tercinta…
😊🙏❤💕