Oleh: Abdul Hamid Husain, Alumni: King Abdulaziz University, Jeddah; Umm Al Qura University, Makkah; Gontor, Ponorogo.
Wartasyariah.com, Semua orang punya keinginan hidup menjulang tinggi, disanjung, nama besar, mempunyai jabatan empuk, dan kaya raya.
Semua ini adalah anugerah Allah yang diberikan siapa yang dikehendaki.
Bisa berupa NI’MAT نعمة jika pandai bersyukur, namun bisa pula berupa NIQMAT نقمة, yaitu siksaan yang menghancurkan alias ISTIDRAJ استدراج.
Agar pangkat tinggi, jabatan empuk, kekayaan melimpah TIDAK menjadi NIQMAH atau KUTUKAN atau ISTIDRAJ, maka:
manfaatkanlah dengan seikhlas ikhlas nya apa apa yang telah dimiliki dan dicapai KARENA Allah di JALAN Allah, alias “LILLAAHI TA’AALAA”.
Tidak mudah memang, tapi bisa jika dilatih dan mau.
TRUE STORIES:
Salah satu kebijakan yang dilakukan oleh Amirul Mu’minin Umar Bin Khattab RA setelah terpilih menjadi Pemimpin tertinggi Ummat Islam, atau Khalifah adalah mengganti Khalid Bin Walid dengan Abu Ubaidah Bin Al-Jarraah RA sebagai Panglima Pasukan Perang melawan musuh yang selalu mengganggu dan ingin melenyapkan Islam dari muka Bumi ini.
Surat Khalifah Umar Al Khattab tentang pemberhentian itu, diterima Khalid Bin Walid saat saat perang “Yarmuk” sedang berkecamuk dan belum selesai.
Tetapi Khalid Bin Walid baru menyampaikan isi surat tersebut dan menyerahkan ke-panglima-an kepada Abu Ubaidah setelah peperangan selesai.
Setelah itu Khalid Bin Walid RA tetap bersama pasukan dibawah Panglima baru Abu Ubaidah RA sebagai prajurit biasa.
Saat ditanya tentang hal itu, beliau mengucapkan ungkapannya yang hampir sempurna, yaitu “karena Allah” :
أنا لا أقاتل من أجل عمر، وإنما أقاتل لإرضاء ربّ عمر.
” saya tidak berjuang karena Umar, tetapi saya berjuang karena ingin menggapai Ridha Tuhannya Umar “.
POINTERS:
1. Latihlah diri ini, agar niat selalu ikhlas semata KARENA ALLAH, hidup akan selalu NI’MAT bukan NIQMAT, bukan juga ISTIDRAJ.
2. Selalu bersyukur dengan memberikan apa yang dicintai untuk menolong, dan peduli di “Jalan Allah”. Allah akan terus menambahkan Ni’mat Nya yang lebih banyak lagi.
3. Jauhi sifat yang banyak terjadi di Akhir Zaman ini, na’uufzu Billaahi Min Dzaalik, yaitu bukan karena Allah, seperti;
– Persahabatan diputus, tidak bertegur sapa, hanya karena beda partai, atau beda pendapat.
– berpindah kelompok atau organisasi karena tidak terpilih lagi menjadi ketuanya.
– tidak mau lagi sholat di Masjid yang diurus sebelumnya, karena tidak terpilih lagi menjadi Ketua DKM nya.
– ada yang pergi marah marah meninggalkan rapat pertemuan, permusyawaratan begitu saja, karena pendapatnya tidak diterima forum.
– marah marah, mencaci, memfitnah bahkan sampai memukul dan merusak fasilitas umum, demi mempertahankan sebuah jabatan.
– dan banyak lagi prilaku menjijikkan, tindakan memalukan yang terjadi di muka khalayak ramai demi sebuah jabatan Duniawi.
Semoga Allah senantiasa membimbing kita, menganugerahkan kita hati yang selalu Ikhlas.
اللهم اهدنا فيمن هديت
” Yaa Allah berikanlah kepada kami hidayah bersama dengan orang-orang yang telah Engkau beri hidayah “.
Dan senantiasa pula Allah membimbing kita untuk selalu eling mengingat Allah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya pada Allah SWT.***MA
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك .
Penulis adalah Pembina “Alhusniyah Islamic School”, (PAUD, TK, SD, SMP, SMA, TPQ & MDTA).