Wartasyariah.com, Jakarta, Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengklarifikasi soal posisi Arief Rosyid sebagai Ketua Departemen Ekonomi DMI.
Menurut Sekjen Jendral DMI, Imam Addaruqutni, Arief tak dicopot dari posisi Ketua Departemen Ekonomi DMI.
“Iya (dirotasi), ya sudah waktunya dirotasi saja”, Kata Imam Saat dikonfirmasi, Sabtu (2/4).
“Belum (dipecat), dirotasi, diputer di situ jadi anggota biasa,” sambung dia.
Imam tak menjawab tegas saat dikonfirmsi penyebab rotasi Arief apakah karena memalsukan tanda tangan Ketum DMI Jusuf Kalla dan dirinya. Dia hanya menyatakan rotasi tersebut merupakn kebutuha organisasi.
“Organisasi membutuhkan rotasi itu,” kata Imam.
“Jadi apa namanya, ya sudah diperintahkan gitu gimana, ya, jadi maksudnya ya sudah kebutuhan organisasi begitu,”sambung dia.
Jusuf Kalla sempat bertemu dengan Arief sebelum rotasi dilakukan. imam membenarkan hal tersebut. Namun, dia tidak merinci pa saja yang dibicarakan keduanya.
“Iya kabarnya ketemu. Tanyakannya ke pak [Arief] Rosyid,” kata Imam.
Imam pun kembali menegaskan tidak ada pemecatan kepada Arief dari DMI. “Tidak ada pecat memecatlah,” sambng dia.
Setelah rotasi, Arief ditugaskan DMI untuk mengurus pemberdayaan umat untuk masjid-masjid.
Sebelumnya, kabar pemecatan ini mencuat dalam rapat pleno DMI pada Jumat (1/4) kemarin. Dalam rapat tersebut disebutkan Arief dipecat karena memalsukan tanda tangan Ketua umum DMI Jusuf Kalla dan Sekjen DmI Imam Addaraqutni.
Arief disebut memalsukan tanda tangan Ketum dan Sekjen DMI dalam sebuah surat terkait agenda Undangan kickoff Festival Ramadhan kepada Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Surat bernomor 060.III/SUP/PP-DMI/A/III/2022, berisi undangan kepada wapres untuk menghadiri Festival Ramadhan serentak di seluruh Indonesia. Kegiatannya, berupa pameran UmKM, kuliner halal, buka puasa bersama, dan berbagai kegiatan selama sebulan penuh Ramadhan.***MA
Arief Rosyid selama ini dikenal sebagai dokter gigi dan pengusaha muda dengan sederet jabatan di berbagai organisasi. Dia juga sering berbicara di berbagai forum tentang kepemudaan, ekonomi umat, dan kewirausahaan.