Jakarta – Modus penipuan di era seperti sekarang, khususnya di masa pandemi Covid-19 sangat beragam. Termasuk di dalamnya, soal modus penipuan berkedok call center bank palsu.
Para penipu dapat bekerja melalui media sosial dan melalui website palsu yang terdapat di internet, untuk mengelabuhi nasabah agar melakukan transaksi, baik di ATM maupun di Mobile Banking.
Seperti diketahui, penipuan call center palsu banyak menyasar ke nasabah yang kurang paham terhadap informasi soal layanan call centre resmi dari suatu bank.
Bahkan rata-rata mereka mengalami modus penipuan ini melalui berbagai pola seperti; kartu ATM yang tertahan/stuck dan tertelan di mesin ATM.
Selain itu, dilansir WartaSyariah.com dari laman bankbsi.co.id, terdapat penipuan berkedok tertentu untuk melakukan transaksi transfer melalui Mobile Banking.
Ada pula modus mendapatkan undian berhadiah yang mewajibkan nasabah melakukan transfer uang terlebih dahulu.
Berikut ini beberapa informasi yang WartaSyariah.com rangkum dari berbagai sumber agar Anda mengenali langkah, agar tak menjadi korban modus penipuan itu.
Strategi modus penipuan secara umum yang perlu Anda ketahui yakni penipuan dengan mencantumkan nomor call centre PALSU.
Dilakukan baik melalui modus membuat akun media sosial palsu, maupun membuat website yang mengatasnamakan tentang call centre resmi suatu bank.
Sasaran penipu umumnya adalah masyarakat yang kurang teredukasi tentang informasi resmi layanan call centre maupun program yang sedang dijalankan oleh suatu bank.
Sehingga menyebabkan beberapa masyarakat percaya tentang call centre PALSU ini dan mengakibatkan melakukan transaksi ke rekening penampung milik tersangka penipuan baik melalui ATM maupun Mobile Banking.
Selain itu, penipu sengaja memasang jebakan berupa ganjalan di mulut ATM dengan biji plastik yang dimodifikasi sehingga mulut ATM dapat menahan kartu yang masuk.
Akibatnya, kartu ATM tidak bisa masuk secara penuh dan tidak bisa pula keluar karena terganjal. Otomatis korban menjadi panik dan menghubungi nomor call center palsu yang telah ditempel pada mesin ATM.
Korban akhirnya melaporkan kartu ATM-nya tersangut atau tertelan ke nomor tersebut, dan hendak memblokir kartunya.
Padahal, sang penipu yang berpura-pura sebagai orang dari pihak call center meminta data-data bank yang bersifat pribadi sebagai syarat pelaporan.
Data yang diminta antara lain nomor kartu ATM dan PIN ATM. Selepas korban pergi, penipu beraksi menguras semua uang di rekening korban dengan cara mentransfer ke rekening penampung hingga tarik tunai.
Korban pun tersadar bahwa ia tertipu setelah uang di rekeningnya terkuras habis.
Yang Harus Dilakukan Untuk Menghindari Modus Penipuan Ini, yaitu:
- Cari tahu tentang informasi layanan call centre resmi baik melalui website resmi suatu bank maupun media sosial bank tersebut.
- Jangan berikan data pribadi saat dihubungi oleh call centre PALSU.
- Bila sudah terjadi hubungi pihak bank terkait agar nomer rekening Sahabat di blokir terlebih dahulu maupun lapor kejadian tersebut kepihak kepolisian terdekat
Kemudian, di manapun Anda berada, harap selalu waspada dan berhati-hati ketika transaksi di mesin ATM maupun Mobile Banking.
Kejahatan dapat dihindari jika Anda senantiasa mawas diri dan selalu update diri Sahabat dengan informasi perbankan terkini.
Bila Anda mengalami kejadian janggal ketika di mesin ATM maupun transaksi aneh melalui Mobile Banking, segera laporkan ke petugas keamanan dan hindari bertransaksi di mesin ATM maupun Mobile Banking itu.***